Tanggamus—Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanggamus terkesan lepas tangan terkait bencana abrasi SDN 3 Pasar Madang.
Hal tersebut terungkap dari pernyataan Kepala Dinas Yadi Mulyadi yang menyebutkan tidak memiliki pos anggaran yang bersifat penanggulangan bencana. Seperti penanggulangan abrasi pantai yang mengancam gedung lokal kelas SDN 3 Pasar Madang, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus.
Padahal diketahui, abrasi yang mengancam SDN 3 Pasar Madang sudah sangat mengkhawatirkan wali murid dan dewan guru sendiri, sebab bibir pantai sudah mendekati pondasi ruang kelas.
“Seharusnya sebagai pimpinan dunia pendidikan di Kabupaten ini, tidak meremehkan permasalahan jangan terkesan lepas tangan saja, walaupun pos anggaran tidak ada. Seharusnya kepala dinas turun ke lokasi lihat kondisi sebenarnya, minimal mengurangi keresahan wali murid dan dewan guru. Selanjutnya berkoordinasi dinas terkait atau langsung ke Bupati melaporkan kondisi riil, ” kata Tendi warga Kota Agung, Rabu (10/03/2021) mengemukakan pendapatnya.
Adapun Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanggamus Yadi Mulyadi mengatakan, yang ada anggarannya adalah yang bersifat pembangunan fisik dan rehab sarana pendidikan seperti rehab ruang kelas ataupun pembangunan ruang kelas baru.
“Jadi kita tidak punya anggaran untuk pembangunan yang sifatnya kebencanaan, tapi akan kita koordinasikan kedinas terkait, ” katanya, diruang kerjanya.
Diberitakan, Akibat hantaman ombak laut pasang, terjadi abrasi yang mengancam ambruknya ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nomor 03 Pasar Madang, Kelurahan Pasar Madang, Kecamatan Kota agung, Tanggamus.
Pasalnya, abrasi yang terjadi telah mengikis bibir pantai dan sudah mendekati pondasi ruang kelas SD tersebut, dikhawatirkan jika tidak ditanggulangi segera akan merobohkan bangunan tiga lokal ruang kelas.
Menurut Kepala Sekolah SD 03 Pasar Madang, Kota Agung, Masroini, SPd, MM, terjadinya abrasi diawali dengan adanya hantaman ombak besar pada bulan Februari lalu. Yang saat itu tidak langsung menghantam ke gedung sekolah, namun terlebih dahulu menghantam rumah warga yang berada di samping gedung.
“Jadi sebelum hantaman ombak tersebut, kan disini ada perumahan warga, sehingga sekolah kita ini tidak langsung berhadapan laut. Nah pas kejadian ombak besar tersebut, perumahan warga roboh, dan ombak sempat menghantam sekolah tapi tidak besar lagi, karena sudah terhalang perumahan sebelumnya. Namun tetap saja air laut mengikis bibir pantai, mendekati gedung kelas,” katanya, Senin (08/03/2021).
(LBcru).