Terjadi Delapan Bencana Longsor BPBD Himbau Waspadai Cuaca Ekstrem.

Tanggamus114 Dilihat

Tanggamus–Kepala Pelaksana (Kakak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus mengimbau masyarakat agar waspada cuaca ekstrem akhir akhir ini, berupa hujan intensitas tinggi disertai angin.

Hal tersebut melihat topografi wilayah Kabupaten Tanggamus terletak di lereng Gunung Tanggamus. Sehingga sangat berpotensi curah hujan intensitas tinggi disertai angin yang dapat menimbulkan ancaman banjir bandang.

Selanjutnya tanah yang mempunyai kontur tanah yang cenderung labil, sehingga sangat rawan longsor di beberapa wilayah.

Menurut Kalak BPDD Tanggamus Ediyan M Thoha peringatan
kewaspadaan dini bagi masyarakat tersebut seiring sudah terjadi delapan kali longsor di wilayah Tanggamus beberapa hari terakhir.

Adapun untuk wilayah Tanggamus rawan bencana berupa banjir dan longsor, seperti di wilayah barat Kabupaten Tanggamus, yakni Kecamatan Wonosobo, Bandar Negeri Semuong (BNS) dan Semaka.

Kemudian wilayah Batu Keramat Kota Agung Timur, Kecamatan Gunung Alip, Kecamatan Ulu Belu, Kecamatan Cukuh Balak dan Kecamatan Kelumbayan.

“Untuk bencana longsor sebanyak delapan titik kemarin terjadi di Kecamatan Kelumbayan Induk. Yaitu sebanyak enam titik di ruas jalan Provinsi dan dua titik di jalan Kabupaten, ” katanya, Rabu (11/08/2021).

Ediyan M Thoha menerangkan, dalam penanganan bencana longsor pihak telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) terkait longsor di ruas jalan Provins.

Selanjutnya berkoordinasi dengan dinas terkait dalam hal Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam rangka penggunaan alat berat Eksavator.

“Hasil koordinasi, pihak Pemprov telah menurunkan satu eksavator untuk penanganan enam titik longsor ruas jalan Kiluan Negeri. Dan kita bekerjasama dinas PUPR juga menurunkan satu unit eksavator untuk membersihkan material longsor yang mengganggu jalan, ” terangnya.

Ediyan M Thoha berharap peran serta masyarakat dalam pencegahan bencana dengan melaksanakan giat gotong royong untuk membersihkan sekitar bantaran sungai agar jalan air tetap lancar dan tidak semakin fangkal.

Juga menanam tanaman keras di wilayah lereng lereng curam yang berkontiur tanah labil, sehingga dapat menjadi penguat tanah.

“Dan tentunya kewaspadaan harus tetap di tingkatkan, terutama warga yang bermukim di sekitaran bantaran sungai ataupun sekitar area lereng bukit, harus hati. Dan jika ada terjadi bencana segera koordinasi aparat setempat untuk dilanjutkan ke kami, yang siap 24 jam melayani tanggap darurat bencana, ” pungkasnya. (LB).

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *