LAMPUNG UTARA – Pekerjaan pembangunan pintu gerbang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ryacudu Kotabumi, Lampung Utara, yang dibiayai melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR), menuai kritikan baik dari Mahasiswa dan Masyarakat.
Proyek itu dinilai kurang memberikan manfaat yang signifikan dan seyogyanya dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih mendesak di bidang kesehatan. Terlebih saat ini kondisi RSUD Ryacudu memiliki beragam persoalan, seperti pelayanan serta minimnya prasarana.
Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kotabumi menyampaikan keprihatinan. Sejatinya, mereka menghargai adanya perhatian dari pihak perbankan, perusahaan melalui program CSR tersebut. Namun mereka merasa bahwa dana tersebut seharusnya digunakan untuk hal-hal yang lebih mendasar seperti pengadaan alat kesehatan yang memadai atau peningkatan fasilitas pelayanan.
“Saat ini, Rumah Sakit Ryacudu mengalami banyak persoalan yang belum tuntas. Pembangunan pagar tidak akan menyelesaikan masalah mendasar yang dihadapi oleh pasien dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik,” ujar M Yosep Alipio, Ketua umum HMI cabang kotabumi
Menurut Yosep, yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah pelayanan kesehatan yang baik.
“Jika dibandingkan dengan pembangunan pagar, seharusnya dana CSR ini difokuskan pada peningkatan kualitas layanan rumah sakit dan perbaikan fasilitas yang sudah ada. Pagar tidak menyelesaikan masalah,” tegas Yosep.
Sememtara Iwan, salah seorang warga mengungkapkan kekecewaannya atas penggunaan dana CSR untuk proyek yang dianggap kurang prioritas. Dirinya pun menilai bahwa masalah kesehatan masyarakat, terutama akses terhadap pelayanan medis yang berkualitas, seharusnya menjadi fokus utama.
“Saya selaku warga mengapresiasi yang dilakukan pihak perusahaan atau perbankan yang menyalurkan CSR nya. Tapi sayang, pemerintah daerah kurang tepat menempatkannya. Kalaupun titiknya di RSU Ryacudu, alangkah eloknya ketika untuk peningkatan sarana dan prasarana pelayanan bagian dalam,” kata Iwan.
Terpisah, Direktur RSUD Ryacudu dr Aida Subandi mengakui jika pembangunan gerbang ditempatnya bekerja merupakan dana CSR.
“Sumber dana CSR (pembanungan gerbang),” ujar Aida melalui pesan Whatsapp.
Menurutnya, pembangunan itu berdasarkan usulan pihaknya melalui proposal ke Bappeda.
“Kami mengajukan proposal ke Bappeda. CSR kan sekarang sudah satu pintu, ke Bappeda semuanya,” jelas Aida.