Karawang – Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia), Kamis 6 November 2024, meluncurkan Program WAWASAN Nusantara (WASH Management, Waste Management, and Nutrition for Nusantara), di Desa Kutamaneuh, Karawang, Jawa Barat.
Program ini merupakan kelanjutan dari program WASH+ (Water Access, Sanitation and Hygiene +) yang sukses menunjukkan upaya pengelolaan air berbasis masyarakat, sekaligus menjadi dasar pendekatan komprehensif program ini.
WAWASAN Nusantara merupakan program WASH+ yang diperluas cakupannya pada pengelolaan sampah padat dan cair, peningkatan nutrisi masyarakat melalui pengembangan pertanian skala rumah tangga, dan pemberdayaan usaha mikro yang berbasis pada pengelolaan sampah dan produk pertanian. Pendekatan yang holistik ini berpusat padahubungan antara air, sanitasi, pengelolaan sampah, dan nutrisi dalam mendorong pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
Melalui pengentasan permasalahan ini secara terintegrasi, WAWASAN Nusantara bertujuan untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan dalam hal akses terhadap sanitasi yang layak. Berdasarkan data dari Bank Dunia pada tahun 2020, sekitar 100 juta penduduk di Indonesia masih kekurangan akses ke fasilitas sanitasi yang layak, dan sekitar 60 juta penduduk Indonesia tidak memiliki pilihan selain buang air besar di tempat terbuka, yang sering kali dilakukan di tanah atau di sungai. Kondisi ini berkontribusi pada tingginya tingkat kontaminasi sumber air minum rumah tangga, yang mengarah pada penyebaran penyakit diare, salah satu penyebab utama kematian balita seperti yang dilaporkan oleh Portal Air Indonesia (2022). Borgen Project (2020) mencatat bahwa setidaknya terdapat 120 juta kasus penyakit dan 50.000 kematian dini di Indonesia setiap tahunnya dan menyebabkan kerugian sebesar $3,3 miliar per tahun bagi negara akibat sanitasi yang buruk.
Melalui program WASH+, CCEP Indonesia, bersama dengan mitra pelaksana Water Stewardship Indonesia (WSI) dan Safe Water Gardens (SWG), telah melakukan serangkaian intervensi di Desa Kutamaneuh. Inisiatif ini dimulai dengan sensus desa untuk melakukan pendekatan berbasis data dalam merancang penyediaan akses air bersih, fasilitas sanitasi, dan fasilitas pengelolaan sampah; pembangunan fasilitas air dan sanitasi dengan sistem penggunaan kembali air untuk pertanian skala rumah tangga; serta serangkaian pelatihan bagi masyarakat dan aparat desa guna meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sanitasi dan nutrisi serta membekali mereka dengan keterampilan usaha, pengelolaan sampah, dan pengembangan proposal untuk meningkatkan sumber pendanaan desa untuk pengadaan fasilitas air bersih, sanitasi dan pengelolaan sampah.
“Melalui peluncuran WAWASAN Nusantara, kami bermaksud memperluas pendekatan WASH+ yang merupakan program pengelolaan air berbasis masyarakat dengan mengintegrasikan pengelolaan sampah dan nutrisi berkelanjutan. Pengembangan program ini tidak hanya akan meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi, tetapi juga mampu meningkatkan kesehatan yang lebih baik melalui perbaikan gizi dan menciptakan peluang ekonomi melalui Classification: Internal 2 usaha mikro berbasis sampah dan pertanian; sehingga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini.
Dengan para pemangku kepentingan terkait, kami berkolaborasi dalam aksi yang mendorong pembangunan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan, sehingga juga dapat mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030.” jelas Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia.
Sebagai bagian dari acara peluncuran, CCEP Indonesia menyelenggarakan diskusi panel bertajuk “Pendekatan Terpadu dalam Menyediakan Akses Air Bersih, Sanitasi, dan Higienitas: Sebuah Telaah dari Proyek Berbasis Masyarakat.”
Fany Wedahuditama dari Water Stewardship Indonesia menyoroti pentingnya proses sensus desa dalam program WASH+.
“Sensus ini memungkinkan kami untuk mengukur indikator utama dan merancang intervensi berbasis data. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam akses air bersih dan fasilitas sanitasi, yang secara positif berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang Ekonomi & Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, Eka Jatnika Sundana, ST., M.Sc menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
“Program-program seperti WAWASAN Nusantara, yang menggunakan pendekatan komprehensif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sangat penting dalam mempercepat pencapaian target pembangunan. Kami mengapresiasi inisiatif CCEP Indonesia dan berharap dapat melihat lebih banyak kemitraan seperti ini di masa depan,” jelasnya.
Perkembangan ini juga disambut baik oleh Camat Tegalwaru, Bunawan.
“Program WASH+ telah membawa perubahan positif bagi masyarakat Kutamaneuh. Kami optimis bahwa WAWASAN Nusantara akan memperluas manfaat ini dan berkontribusi pada peningkatan ketahanan dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” ungkap Camat Tegalwaru.
Sementara dari CCEP, Karina, menambahkan, pihaknya berharap pengembangan program WASH+ menjadi WAWASAN Nusantara dapat memberikan dampak yang komprehensif dan positif.
“Pendekatan terpadu yang menghubungkan pengelolaan air, sanitasi, sampah, dan nutrisi sangat penting untuk menciptakan dampak berkelanjutan dan mendukung target pembangunan nasional. Dengan kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, kami berharap program ini dapat menjadi model untuk diimplementasikan di daerah lain,” harapnya. (*)